1/24/2014

  Pancasila dan Demokrasi di Indonesia Telah Kehilangan Rohnya !!


BANDUNG, (PRLM).- Pancasila dan demokrasi di Indonesia telah kehilangan rohnya dikalahkan kepentingan dan ambisi pribadi serta kelompok. Wajar kalau masyarakat adat yang masih memegang teguh tradisi dan akar budaya mempertanyakan karena saat ini mereka hanya menjadi penonton.
Dalam orasi budayanya dihadapan perwakilan sesepuh masyarakat adat Sunda dari Jawa Barat dan Banten serta budayawan Sunda, tokoh nasionalis Surya Paloh mengatakan bahwa Pancasila sebagai ideologi dirumuskan Sukarno dengan pemikiran dari saripati perbedaan maupun persamaan adat istiadat dan akar budaya rakyat di Nusantara.
“Sebagaimana yang diungkapkan Soekarno, bahwa kami tidak akan mendirikan bangsa kami diatas Deklarasi Independen Amerika Serikat ataupun Manifesto Komunis, kami tidak mungkin meminjam falsafah hidup orang lain,” ujar Surya Paloh mengutip pernyataan Soekarno, dalam orasi budayanya pada acara Festival Budaya Masyarakat Adat Tatar Sunda bertempat di Bale Ageung Julang Ngapak, Alam Santosa, Kamp. Sekebalingbing, Ds. Pasir Impun, Kec. Cimenyan, Kab. Bandung, Jumat (1/6/12).
Pada masa kepemimpinan Bung Karno, menurut Surya Paloh, Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia pernah dibawa ke siding PBB dan ditawarkan untuk mempersatukan negara-negara, sebagaimana Pancasila mampu mempersatukan rakyat Indonesia yang terdiri dari berbagai suku, budaya dan adat istiadat serta terpisahkan laut. “Karena cita-cita dan konsep yang ditawarkannya tersebut Soekarno diakui juga sebagai pemimpin dunia,” ujar Surya Paloh.
Saat ini, Pancasila maupun demokrasi yang diangkat dari saripati adat istiadat dan akar budaya semakin tergerus kepentingan dan ambisi pribadi maupun kelompok. Sementara masyarakat adat yang tidak banyak berperan dan lebih memelihara peradaban warisan leluhur hanya menjadi penonton.
“Modernisasi boleh saja terjadi, tapi Pancasila yang larih dari akar budaya jangan sampai tergerus modernisasi. Modernisasi jangan sampai meruntuhkan adat istiadat dan kalau bisa harus mampu berjalan beriringan,” ujar Surya Paloh. (A-87/A-108)***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar