Pancasila dan Demokrasi di Indonesia Telah Kehilangan Rohnya !!
BANDUNG, (PRLM).- Pancasila dan demokrasi di Indonesia telah
kehilangan rohnya dikalahkan kepentingan dan ambisi pribadi serta
kelompok. Wajar kalau masyarakat adat yang masih memegang teguh tradisi
dan akar budaya mempertanyakan karena saat ini mereka hanya menjadi
penonton.
Dalam orasi budayanya dihadapan perwakilan sesepuh masyarakat adat
Sunda dari Jawa Barat dan Banten serta budayawan Sunda, tokoh nasionalis
Surya Paloh mengatakan bahwa Pancasila sebagai ideologi dirumuskan
Sukarno dengan pemikiran dari saripati perbedaan maupun persamaan adat
istiadat dan akar budaya rakyat di Nusantara.
“Sebagaimana yang diungkapkan Soekarno, bahwa kami tidak akan
mendirikan bangsa kami diatas Deklarasi Independen Amerika Serikat
ataupun Manifesto Komunis, kami tidak mungkin meminjam falsafah hidup
orang lain,” ujar Surya Paloh mengutip pernyataan Soekarno, dalam orasi
budayanya pada acara Festival Budaya Masyarakat Adat Tatar Sunda
bertempat di Bale Ageung Julang Ngapak, Alam Santosa, Kamp.
Sekebalingbing, Ds. Pasir Impun, Kec. Cimenyan, Kab. Bandung, Jumat
(1/6/12).
Pada masa kepemimpinan Bung Karno, menurut Surya Paloh, Pancasila
sebagai ideologi bangsa Indonesia pernah dibawa ke siding PBB dan
ditawarkan untuk mempersatukan negara-negara, sebagaimana Pancasila
mampu mempersatukan rakyat Indonesia yang terdiri dari berbagai suku,
budaya dan adat istiadat serta terpisahkan laut. “Karena cita-cita dan
konsep yang ditawarkannya tersebut Soekarno diakui juga sebagai pemimpin
dunia,” ujar Surya Paloh.
Saat ini, Pancasila maupun demokrasi yang diangkat dari saripati adat
istiadat dan akar budaya semakin tergerus kepentingan dan ambisi
pribadi maupun kelompok. Sementara masyarakat adat yang tidak banyak
berperan dan lebih memelihara peradaban warisan leluhur hanya menjadi
penonton.
“Modernisasi boleh saja terjadi, tapi Pancasila yang larih dari akar
budaya jangan sampai tergerus modernisasi. Modernisasi jangan sampai
meruntuhkan adat istiadat dan kalau bisa harus mampu berjalan
beriringan,” ujar Surya Paloh. (A-87/A-108)***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar